Rabu, 21 Maret 2012

Sumber Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2) di Laut


Di lautan, juga terdapat oksigen. Oksigen-oksigen di laut ini berupa oksigen yang terlarut dalam air / Dissolved Oxygen (DO). Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah difusi dari udara dan hasil fotosintesis organisme yang mempunyai klorofil yang hidup di perairan. Kecepatan difusi oksigen dari udara ke dalam air berlangsung sangat lambat, oleh sebab itu, fitoplankton merupakan sumber utama dalam penyediaan oksigen terlarut dalam perairan (MORIBER, 1974 dalam SUSWANTO, 1989).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air menurut (WILLOUGHBY, 1978; REID, 1961; WELCH, 1980) :
  1. Suhu
  2. Salinitas
  3. Pergerakan air di permukaan
  4. Tekanan atmosfer
  5. Persentase oksigen di sekitarnya
Contoh organisme laut yang melakukan fotosintesis yaitu Zooxanthellae yang bersimbiosis dengan terumbu karang di lautan.. Zooxanthellae bersimbiosis dalam jaringan polip karang dan membantu karang dalam produksi gizi melalui kegiatan fotosintesis tersebut. Kegiatan ini memberikan karang dengan senyawa karbon tetap untuk energi, meningkatkan kalsifikasi, dan memediasi fluks unsur hara. Karang pada polip tuan rumah memberikan tempat tinggal zooxanthellae dengan lingkungan yang dilindungi untuk hidup didalamnya, dan suplai karbon dioksida untuk proses fotosintesis-nya. Hasil fotosintesis dari Zooxanthellae ini berupa senyawa carbon seperti calcium carbonat (CACO3) yang berguna untuk terumbu karang dan oksigen yang terlarut dalam air laut.

Sementara itu, karbon dioksida (CO2) yang berada di dalam laut berasal dari proses siklus karbon yang melibatkan biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air.
Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:

H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−

Sumber :


Pramudji, Edward., Pulumahuny, F.S., Ruyitno N., Supangat, Imam. 2003. Kadar Oksigen Terlarut Di Perairan Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. LIPI.
Nirwan. 2011. Apa Itu Karang dan Terumbu Karang. (http://marinescience-nirwan.blogspot.com/2011/03/apa-itu-karang-dan-terumbu-karang.html) diakses 21 Maret 2012, 15.56 WIB
Dharma, Darmadi. 2010. Siklus Karbon di Laut. (http://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/siklus-karbon-di-laut/) diakses 21 Maret 2012 16.24 WIB

untuk lebih lengkap, buka blog ini:


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar