Jumat, 30 Maret 2012

Tugas Ekologi Laut Tropis

Disini saya akan menampilkan cuplikan berita tentang program rehabilitasi/transplantasi terumbu karang
di Kepulauan Phi Phi di Thailand.


Sebagai bentuk konservasi dan pembersihan dari dampak Tsunami Aceh pada 2004 yg lalu, yang berdampak hampir di seluruh Asia Tenggara, termasuk di Thailand. Program yang dilakukan pada Mei 2011 oleh sekelompok mahasiswa-mahasiswi Missouri University, Amerika Serikat ini bertujuan untuk menghidupkan/meregenerasi kembali ekosistem terumbu karang yang rusak dan hancur sebagai "harta karun" laut setelah rusak akibat dampak tsunami yg terjadi 2004 lalu. Selain itu program ini juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran kepada kaum-kaum muda akan penting nya peranan terumbu karang di laut itu sendiri.

Terumbu karang sendiri hidup pada umumnya tersebar di perairan tropis, di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari atau kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa spesies terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanthellae dan tidak membentuk karang. Terumbu Karang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine) atau dengan kata lain tingkat pencearan air yang rendah.

Dalam ekosistem nya, terumbu karang memegang peranan yg sangat penting.  Secara ekologi, terumbu karang ini merupakan tempat tinggal/habitat dari banyak organisme laut. Selain itu terumbu karang juga menjadi feeding ground dan nursery ground bagi berbagai jenis ikan-ikan.Selain itu, terumbu karang dapat berfungsi sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati. Apabila ekosistem terumbu karang ini terganggu/rusak, maka sudah barang tentu akan mempengaruhi organisme laut lainnya yang akan berdampak secara langsung di kehidupan manusia. Selain itu, terumbu karang juga dapat manusia manfaatkan sebagai objek wisata Ecotourism.

Untuk penjelasan mengenai ekosistem terumbu karang, klik blog teman saya ini :
nikitakelautan2010.wordpress.com/2012/04/01/ekosistem-terumbu-karang/ 

Rabu, 21 Maret 2012

Sumber Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2) di Laut


Di lautan, juga terdapat oksigen. Oksigen-oksigen di laut ini berupa oksigen yang terlarut dalam air / Dissolved Oxygen (DO). Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah difusi dari udara dan hasil fotosintesis organisme yang mempunyai klorofil yang hidup di perairan. Kecepatan difusi oksigen dari udara ke dalam air berlangsung sangat lambat, oleh sebab itu, fitoplankton merupakan sumber utama dalam penyediaan oksigen terlarut dalam perairan (MORIBER, 1974 dalam SUSWANTO, 1989).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air menurut (WILLOUGHBY, 1978; REID, 1961; WELCH, 1980) :
  1. Suhu
  2. Salinitas
  3. Pergerakan air di permukaan
  4. Tekanan atmosfer
  5. Persentase oksigen di sekitarnya
Contoh organisme laut yang melakukan fotosintesis yaitu Zooxanthellae yang bersimbiosis dengan terumbu karang di lautan.. Zooxanthellae bersimbiosis dalam jaringan polip karang dan membantu karang dalam produksi gizi melalui kegiatan fotosintesis tersebut. Kegiatan ini memberikan karang dengan senyawa karbon tetap untuk energi, meningkatkan kalsifikasi, dan memediasi fluks unsur hara. Karang pada polip tuan rumah memberikan tempat tinggal zooxanthellae dengan lingkungan yang dilindungi untuk hidup didalamnya, dan suplai karbon dioksida untuk proses fotosintesis-nya. Hasil fotosintesis dari Zooxanthellae ini berupa senyawa carbon seperti calcium carbonat (CACO3) yang berguna untuk terumbu karang dan oksigen yang terlarut dalam air laut.

Sementara itu, karbon dioksida (CO2) yang berada di dalam laut berasal dari proses siklus karbon yang melibatkan biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air.
Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:

H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−

Sumber :


Pramudji, Edward., Pulumahuny, F.S., Ruyitno N., Supangat, Imam. 2003. Kadar Oksigen Terlarut Di Perairan Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. LIPI.
Nirwan. 2011. Apa Itu Karang dan Terumbu Karang. (http://marinescience-nirwan.blogspot.com/2011/03/apa-itu-karang-dan-terumbu-karang.html) diakses 21 Maret 2012, 15.56 WIB
Dharma, Darmadi. 2010. Siklus Karbon di Laut. (http://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/siklus-karbon-di-laut/) diakses 21 Maret 2012 16.24 WIB

untuk lebih lengkap, buka blog ini: